Tokoh yang
mengemukakan teori evolusi ialah seorang naturalis yang berasal dari Inggris,
yaitu Charles Robert Darwin (1809-1882). Menurut Darwin, aneka
spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah dan beragam melainkan
berasal dari nenek moyang sama. Kemudian, muncul berbagai jenis dan beragam
makhluk hidup karena proses adaptasi mereka yang berbeda akibat kondisi alam
yang berbeda. Darwin mengemukakan gagasan yang menyatakan bahwa
individu-individu yang beradaptasi pada habitat mereka dengan cara terbaik,
akan menurunkan sifat-sifat mereka kepada generasi berikutnya. Darwin menamakan
proses ini sebagai evolusi melalui seleksi alam (survival of the
fittest). Ia kemudian mempublikasikan pandangan ini dalam bukunya yang
berjudul The Origin of Species, By Means of Natural Selection pada
tahun 1859. Meskipun demikian, tampak darwin sendiri mempunyai beberapa
keraguan dalam pengungakapan teori tersebut. Walau bagaimanapun, tampaknya pada
saat penyusunan teorinya, Darwin diilhami oleh para ahli biologi evolusionis
sebelumnya, terutama seorang ahli biologi Prancis, Lamarck. Menurut Lamarck,
makhluk hidup mewariskan ciri-ciri yang mereka dapatkan selama hidupnya dari
satu generasi ke generasi berikutnya sehingga terjadilah evolusi.
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah
dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang
sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka
dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari
tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk".
(QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang
penciptaan manusia pertama itu dalam surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam
sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesungguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu
(diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia
ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia,
Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup
(isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun
dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun PROSES KEJADIAN MANUSIA kedua ini oleh
Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara
tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah
usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat
semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah
keturunan yang akan meneruskan generasinya.
PROSES KEJADIAN MANUSIA ketiga adalah
kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini
disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau
secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis
dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling
Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) :
12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan
dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya
(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian
selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama
itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah
beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan)
empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik
(nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah
menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang
organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan
"saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan
manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal
dan hidup dari tanah.
Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh
diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan
(hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum
(sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk
manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio
secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi
dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah
tercantum.
Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari
Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan : "Saya takjub pada
keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M
itu". Selain iti beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan
hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui
perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang
terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin
jantan).
Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan
eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang
dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai
akhir abad ke-19. Tetapi jauh ebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah
Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah)
menentukan sifat-sifat dan nasibnya."
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika
(janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang
menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan
lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim,
dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini
ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an
:
"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi
kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim,
dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az
Zumar (39) : 6).