Minggu, 15 Maret 2015

Tradisi Islam di Nusantara



Dalam tema kesenian ini, kita akan membahas tentang tradisi Islam di Nusantara. Apa sih tradisi Islam itu? Tradisi adalah adat kebiasaan turun menurun yang masih dijalankan dalam suatu masyarakat. Hal inilah yang membuat proses dakwah Islam pada saat itu tidak terlepas dengan adat istiadat yang berlaku di masyarakat, karena adat istiadat tersebut sudah mendarah daging pada masyarakat Nusantara. Dalam hal ini dapatkita paami bahwa tradisi Islam di Nusantara merupakan hasil akulturasi antar ajaran Islam dan adat istiadat yang ada di nusantara.
Tradisi Islam di Nusantara merupakan metode dakwah yang dlakukan para ulama waktu itu. Mereka tidak menghapus secara total adat istiadat yang ada, melainkan mereka memasukkan ajaran ajaran islam ke dalam adat istiadat tersebut. Sehingga masyarakat tidak merasa kehilangan adat istiadatnya dan ajaran Islam dapat dengan mudah diterima. Dengan demikian, tradisi Islam di Nusantara bukanlah ajaran Islam yang harus diamalkan tetapi merupakan metode dakwah agar Islam dengan mudah berkembang di Nusantara.
1.    Contoh seni budaya Islam Nusantara
a.       Wayang
Wayang merupakan hasil karya seorang wali, yaitu Sunan Kalijaga, yang mana wayang mengandung nilai filosofis, religius, dan pendididkan. Karena pada masa itu masyarakat Jawa senang dengan berbagai pertunjukan wayang.
b.      Qasidah
Qasidah adalah puisi yang terdiri dari 14 bait lebih, yang merupakan jeis suara yang bernafaskan Islam karena berisikan unsur-unsur dakwah Islam. Lagu-lagu qasidah biasanya dibawakan dengan irama gembira dan diiringi rebana. Pada awalnya rebana adalah instrumen yang mengiringi lagu-lagu keagamaan, seperti puji-pujian terhadap Allah, shalawat kepada Nabi saw atau syair syair Arab.
c.       Hadrah
Hadrah adalah salah suatu kesenian dalam bentuk seni tari dan nyanyian-nyanyian yang bernafaskan Islam. Lagu-lagu yang digunakan berisikan ajaran Islam dengan menggunakan rebana dan genjring dalam acara khitanan dan pernikahan.
d.      Sekaten
Sekaten adalah perayaan maulid Nabi Muhammad saw. yang diadakan di Yogyakarta dan di Surakarta. Kata Sekaten berasal dari kata Syahadatain.
e.      Adat Melayu (Riau)
·      Anak yang baru lahir jika perempuan setelah diiqomahkan, lidahnya ditetesi madu dengan menggunakan kain yang maksudnya agar anak tersebut memiliki kata-kata semanis madu.
·      Diadakan aqiqah sesuai ajaran Islam, dan dilakukan pemotongan rambut sekaligus diberi nama.
·      Ketika bayi berusia 3 bulan diadakan upacara mengayun budak. Bagi bayi perempuan telinganya ditindik untuk dipasang perhiasan
·      Pada usia 6 bulan diadakan upacara mudun lemah yaitu ketika bayi menjejakkan kakinya pertama kali di tanah.
·      Pada usia 7 tahun orang tua mengantarkan ke guru mengaji untuk belajar Al Qur’an, bersila dan menari zapin.
·      Khitanan (bersunat) jika sudah khatam ngajinya dengan diadakan pesta perayaan yang dimeriahkan dengan kesenian gazal dan langgam.

f.        Adat Minang
Anak laki-laki yang akil baligh harus segera dikhitan dan belajar mengaji. Adapun anak perempuan yang masuk usia dewasa diadakan upacara menata konde terutama ketika pertama kali mendapati haid.
g.       Adat Bugis
Di Bugis ada jenis tarian adat yang disebut tari pergaulan yang dimainkan secara berkelompok baik laki-laki maupun perempuan saja. Tari pergaulan ini disajikan dalam berbagai upacara seperti pernikahan, khitanan atau hajatan lainnya yang bertujuan memeriahkan jalannya upacara.
h.      Adat Madura
·      Sandur yang berarti nyanyian ritual, meniru suara gamelan dengan mulut dan tata cara bersenandung menghibur diri
·      Slabadan yang berarti teater komedi di Bangkalan, tema cerita diangkat berkisar tentang konflik rumah tangga yang dipresentasikan dengan kesahajaan, blak-blakan, lugas, dan komedi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar